10 Mitos Tentang IUD Dibongkar

Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) adalah alat kontrasepsi kecil yang dapat dimasukkan dokter ke dalam rahim Anda untuk mencegah kehamilan. IUD adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang paling efektif.

Selama setahun, kurang dari 1% orang yang menggunakan IUD mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.

Beberapa IUD mengandung hormon levonorgestrel, bentuk progestogen sintetis. IUD lain mengandung tembaga tetapi tidak mengandung hormon. Kedua jenis memberikan perlindungan yang sangat efektif terhadap kehamilan yang tidak diinginkan.

Bergantung pada merek tertentu, IUD bertahan selama 3 hingga 10 tahun atau lebih sebelum perlu dilepas atau diganti. Anda dapat meminta dokter untuk melepas perangkat kapan saja.

Mitos umum tentang IUD mungkin menghentikan sebagian orang untuk mempertimbangkan opsi kontrasepsi ini.

Baca terus untuk mengetahui fakta di balik 10 mitos IUD.

10 mitos tentang iuds dibantah infografis

Mitos 1: IUD tidak cocok untuk remaja

Fakta: IUD aman untuk remaja, maupun dewasa. Mereka sangat efektif dalam mencegah kehamilan remaja.

Mitos 2: IUD menyebabkan kemandulan yang bertahan lama

Fakta: IUD memberikan perlindungan sepenuhnya terhadap kehamilan dan tidak akan mempengaruhi kesuburan Anda setelah dilepas. Anda dapat melepas IUD kapan saja jika Anda ingin mencoba hamil.

Mitos 3: IUD akan menyebabkan perubahan berbahaya pada periode menstruasi Anda

Fakta: Meskipun IUD dapat memengaruhi periode menstruasi Anda, perubahan tersebut umumnya tidak berbahaya. IUD tembaga cenderung menyebabkan menstruasi yang lebih berat dan lebih lama, dan IUD hormonal sering menyebabkan menstruasi yang lebih ringan dan lebih jarang.

Mitos 4: Penyakit radang panggul (PID) sering terjadi pada pengguna IUD

Fakta: Secara keseluruhan, risiko PID pada pengguna IUD rendah. Jika Anda menderita klamidia atau gonore, risiko PID Anda meningkat pada bulan setelah pemasangan IUD. Sangat penting untuk diskrining dan dirawat untuk kondisi ini.

Mitos 5: IUD meningkatkan risiko kehamilan ektopik

Fakta: Jika Anda hamil saat menggunakan IUD, hal itu meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Tapi secara keseluruhan, IUD menurunkan risiko kehamilan ektopik dengan membantu mencegah kehamilan sejak awal.

Mitos 6: Anda tidak bisa mendapatkan IUD jika Anda belum pernah hamil

Fakta: Beberapa IUD mungkin terlalu lebar untuk orang yang belum pernah hamil, tetapi IUD yang lebih kecil dapat memberikan alternatif yang sesuai.

Mitos 7: Anda tidak bisa mendapatkan IUD jika Anda pernah menderita kanker payudara

Fakta: Jika Anda pernah menderita kanker payudara yang sensitif terhadap progestin, Anda harus menghindari IUD hormonal. Tetapi IUD tembaga bebas hormon dapat memberikan alternatif yang aman.

Mitos 8: IUD hanya cocok untuk orang yang memiliki hubungan monogami

Fakta: IUD membantu mencegah kehamilan dalam hubungan monogami dan non-monogami. Untuk mencegah infeksi menular seksual, penting juga untuk menggunakan kondom.

Mitos 9: IUD akan mengganggu pasangan saat berhubungan seks

Fakta: Pasangan seksual Anda mungkin dapat merasakan benang IUD Anda saat berhubungan seks, namun hal ini jarang menimbulkan rasa tidak nyaman. Dokter Anda mungkin menyesuaikan panjang senar jika diperlukan.

Mitos 10: IUD bisa hilang di tubuh Anda

Fakta: IUD tidak akan menyebar ke bagian lain dari tubuh Anda. Itu bisa menembus dinding rahim Anda atau rontok, tapi ini jarang terjadi. Beri tahu dokter jika Anda mengalami gejala seperti nyeri atau tidak dapat merasakan benang IUD saat memasukkan jari ke dalam vagina.

Anda mungkin juga menyukai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent News