Baru-baru ini, Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan teknologi aditif elektrolit (electrolyte additive), yang dapat memperpanjang waktu penggunaan baterai logam lithium yang digunakan pada kendaraan listrik.
Produsen EV perlu meningkatkan kepadatan energi baterai untuk meningkatkan jarak tempuh mobil. Kapasitas anoda baterai lithium metal setidaknya 10 kali lebih besar dari kapasitas grafit baterai lithium ion, dan dengan demikian peningkatan kepadatan energi dapat dicapai.
Lembaga ini membentuk film antarmuka elektrolit padat dua lapis pada permukaan anoda logam lithium, dan kemudian menerapkan dua aditif ionik yang berbeda dalam hal reaktivitas reduksi dan kapasitas adsorpsi. Akibatnya, masa pakai baterai diperpanjang secara substansial.
Selain itu, lembaga ini memastikan stabilitas struktural dengan membentuk lapisan tipis antarmuka pada permukaan katoda yang kaya nikel. Institut menguji baterai yang memiliki anoda logam litium dan katoda kaya nikel dengan mengisi dan mengosongkannya 600 kali, dan baterai mempertahankan 80,9% dari kapasitasnya pada akhir pengujian. Efisiensi coulombik (coulombic efficiency) baterai adalah 99,94%.
“Dengan teknologi baru ini, pembentukan lithium dendrit menyebabkan peningkatan resistensi internal yang cepat dan api juga dapat dipadamkan”, jelas lembaga tersebut. “Teknologi ini dapat dikombinasikan dengan bahan anoda lithium dan paduan, penyimpanan lithium, baterai bebas anoda dan sebagainya, yang berarti mampu berkontribusi pada pengembangan baterai logam lithium komersial.” Rincian penelitian ini tersedia di jurnal Energy Storage Materials.
.