Apa Penyebab IBS-C? Koneksi Otak-Usus

Hubungan antara pikiran dan tubuh sudah diketahui dengan baik. Tetapi tidak selalu jelas apa arti koneksi atau cara kerjanya.

Sindrom iritasi usus (IBS) adalah kondisi fisik, tetapi gejalanya dapat dipicu oleh faktor psikologis. Para peneliti melihat hubungan antara otak dan kesehatan usus. Ini mungkin berperan dalam IBS dan sindrom iritasi usus besar dengan sembelit (IBS-C).

Apa itu Komunikasi Otak-Usus?

Saraf di otak, sumsum tulang belakang, dan saluran usus adalah bagian dari proses perkembangan yang sama selama pertumbuhan janin. Kedekatan saraf-saraf ini selama perkembangan dapat mempengaruhi fungsinya selama masa dewasa juga.

Hormon dan obat-obatan tertentu, termasuk antidepresan, menciptakan siklus interaksi antara usus dan otak. Stimulasi usus dapat mempengaruhi area otak dan mengakibatkan tekanan emosional. Hal ini dapat membuat fungsi usus menjadi lebih buruk.

Bagaimana Usus Bekerja?

Usus Anda memiliki sistem bakterinya sendiri, kadang-kadang disebut mikrobioma. Baru baru ini belajar menunjukkan jumlah Bifidobacteria yang lebih rendah pada sindrom iritasi usus besar dengan diare (IBS-D) dibandingkan dengan pasien dengan IBS-C.

Ketidakseimbangan bakteri usus, atau tidak adanya bakteri menguntungkan tertentu, dapat menyebabkan tekanan mental. Namun beberapa antibiotik memiliki efek positif pada kesehatan mental. Ini karena mereka menghancurkan strain bakteri yang dapat menyebabkan depresi dan kecemasan. Misalnya, antibiotik minocycline dapat meningkatkan pengobatan antidepresan.

Jenis bakteri di usus Anda bisa berubah. Beberapa faktor dapat menyebabkan hal ini, termasuk infeksi, antibiotik, dan diet. Perawatan baru untuk banyak kondisi, termasuk IBS, mungkin melibatkan pengubahan bakteri usus. Obat-obatan, probiotik, atau perubahan pola makan dapat menyebabkan perubahan ini.

Apa Hubungannya dengan IBS-C?

IBS-C mungkin sangat terpengaruh oleh koneksi otak-usus. Antidepresan yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dapat membantu mengatur sinyal usus di IBS-C. Pengobatan dengan SSRI dapat merangsang aktivitas saraf dan mengembalikan fungsi saraf normal antara otak dan usus.

Pada IBS-C, jalur saraf yang terganggu antara otak dan usus dapat menyebabkan peningkatan sinyal rasa sakit. Memulihkan koneksi saraf ini dapat mengurangi rasa sakit yang sering dikaitkan dengan IBS-C.

Pandangan

Meskipun penelitian tentang otak dan usus masih dalam tahap awal, temuan ini menjanjikan. Di masa depan, mengubah keseimbangan bakteri usus mungkin merupakan pengobatan yang lebih diterima secara luas untuk IBS, sembelit kronis, dan depresi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *