Hipotonia adalah istilah medis untuk penurunan tonus otot.
Otot yang sehat tidak pernah sepenuhnya rileks. Mereka mempertahankan sejumlah ketegangan dan kekakuan (tonus otot) yang bisa dirasakan sebagai perlawanan terhadap gerakan.
Misalnya, seseorang mengandalkan nada pada otot punggung dan lehernya untuk mempertahankan posisinya saat berdiri atau duduk.
Nada otot menurun saat tidur, jadi jika Anda tertidur sambil duduk, Anda mungkin bangun dengan kepala menunduk ke depan.
Hipotonia tidak sama dengan kelemahan otot, meskipun mungkin sulit untuk menggunakan otot yang terkena.
Dalam beberapa kondisi, kelemahan otot terkadang berkembang sehubungan dengan hipotonia.
Ini paling sering terdeteksi pada bayi segera setelah lahir atau pada usia yang sangat muda, meskipun bisa juga berkembang di kemudian hari.
Tanda-tanda hipotonia
Hipotonia saat lahir sering terlihat pada saat anak berusia 6 bulan, jika tidak sebelumnya.
Bayi baru lahir dan anak kecil dengan hipotonia parah sering digambarkan sebagai “terkulai”.
Tanda-tanda hipotonia pada anak-anak meliputi:
- memiliki sedikit atau tidak ada kendali atas otot leher mereka, sehingga kepala mereka cenderung terkulai
- merasa lemas saat dipegang, seolah-olah bisa dengan mudah terlepas dari tangan Anda
- tidak dapat memberi beban pada otot kaki atau bahu mereka
- lengan dan kaki mereka menjuntai lurus ke bawah dari samping, bukannya menekuk siku, pinggul, dan lutut
- sulit untuk menghisap dan menelan
- tangisan lemah atau suara pelan pada bayi dan anak kecil
Seorang anak dengan hipotonia sering membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tonggak perkembangan motorik, seperti duduk, merangkak, berjalan, berbicara, dan makan sendiri.
Orang dewasa dengan hipotonia mungkin memiliki masalah berikut:
- kecanggungan dan sering jatuh
- kesulitan bangun dari posisi berbaring atau duduk
- tingkat kelenturan yang sangat tinggi di pinggul, siku, dan lutut
- kesulitan meraih atau mengangkat benda (jika ada juga kelemahan otot)
Apa penyebab hipotonia?
Hipotonia adalah gejala, bukan kondisi. Ini dapat disebabkan oleh sejumlah masalah kesehatan yang mendasari, banyak di antaranya diturunkan.
Hipotonia terkadang juga dapat terjadi pada penderita cerebral palsy, di mana sejumlah masalah neurologis (yang berhubungan dengan otak) mempengaruhi pergerakan dan koordinasi anak, dan setelah infeksi serius, seperti meningitis.
Dalam beberapa kasus, bayi yang lahir prematur (sebelum minggu ke-37 kehamilan) mengalami hipotonia karena tonus otot mereka belum berkembang sepenuhnya pada saat mereka lahir.
Tetapi asalkan tidak ada masalah mendasar lainnya, hal ini secara bertahap akan membaik seiring dengan perkembangan dan usia bayi.
Baca lebih lanjut tentang penyebab hipotonia.
Mendiagnosis hipotonia
Jika anak Anda diketahui menderita hipotonia, mereka harus dirujuk ke ahli kesehatan spesialis, yang akan mencoba mengidentifikasi penyebabnya.
Dokter spesialis akan menanyakan tentang riwayat keluarga, kehamilan dan persalinan Anda, dan apakah ada masalah yang terjadi sejak lahir.
Sejumlah tes juga dapat direkomendasikan, termasuk tes darah, Sebuah CT scan, atau Pemindaian MRI.
Baca lebih lanjut tentang bagaimana hipotonia didiagnosis.
Mengobati hipotonia
Tergantung pada penyebabnya, hipotonia dapat membaik, tetap sama, atau memburuk seiring waktu.
Bayi dengan hipotonia akibat lahir prematur biasanya akan membaik seiring bertambahnya usia.
Bayi dengan hipotonia yang disebabkan oleh infeksi atau kondisi lain biasanya akan membaik jika kondisi yang mendasarinya berhasil diobati.
Sayangnya, penyebab hipotonia seringkali tidak dapat disembuhkan.
Hipotonia yang diturunkan akan bertahan sepanjang hidup seseorang, meskipun perkembangan motorik anak dapat terus membaik seiring waktu dalam kasus-kasus yang tidak progresif (tidak bertambah buruk).
Perawatan juga dapat membantu meningkatkan fungsi seperti mobilitas dan kemampuan bicara. Dalam kasus ini, pengobatan mungkin melibatkan fisioterapi, pekerjaan yang berhubungan dengan terapi, dan terapi wicara dan bahasa.
Baca lebih lanjut tentang mengobati hipotonia.